Selasa, 13 Oktober 2009

Presentasi Kegagalan


Farah, siapkan hasil research you. Tiga bulan lagi ada presentasi di universiti jiran. You ikut poster saja!? Aku bengong. Pembimbingku berlalu setelah mengeluarkan perintah itu. Gimana aku bisa ikut ? Enam bulan sudah penelitianku berjalan tapi belum satu data pun yang ku dapat. Plant tissue culture yang kupilih memang beresiko tinggi untuk gagal. Tunas serai yang kujadikan explant (potongan yang akan diklon) sama sekali belum bisa kusterilkan apalagi untuk berharap mendapatkan tanaman hidup dan berkembang biak.

Dari literatur yang kubaca, jenis tumbuh-tumbuhan berbulu dan dekat dengan permukaan tanah memang mengandung banyak mikroorganisme pengkontaminan. Aku sedih sekali, takut mengecewakan pembimbingku yang sungguh baik hati. Presentasi hasil penelitian siswa-siswa bimbingannya pasti juga jadi kebanggaan buat dirinya. Ah, Allah apa yang harus kulakukan ? Bukankah pembimbingku juga tahu bahwa penelitianku gagal total ? Aku harus bagaimana?

Hanya karena disuruh presentasi poster (menampilkan hasil penelitian dalam bentuk foto.. mmh?palagi dalam bentuk foto ??) aku uring-uringan. Sedih, gelisah, kesal jadi satu. Ada penyesalan, kenapa aku tidak bisa seberhasil teman selaborku yang hanya selisih satu bulan dalam memulai penelitiannya denganku. Dia sudah berhasil mengumpulkan tiga parameter yang diamati. Seketika, aku merasa jadi orang paling bodoh di dunia.. Dalam otakku malah terbayang nanti judul?

Tidak kuat menghadapi pertanyaan sang Doktor terus menerus apakah bahan ku sudah siap atau belum, aku datangi beliau di ruangannya dan sekuat tenaga mengeluarkan kata-kata Maaf Doktor, sepertinya saya tidak akan ikut presentasi, saya tidak punya data yang layak dipresentasikan.?Pembimbingku lalu bangkit dari kursinya lalu berkata What ? Who said that you have nothing to be presented ? oh, came on honey, you dah cuba banyak solution kan ? Kalau I tak silap, you dah cuba sampai enam combination kan ??Dengan bahasa campur aduk negeri jiran berlogatkan Chinese yang masih sangat kental namun keibuan, pembimbingku berusaha meyakinkan kalau aku punya sesuatu untuk dipresentasikan. Tapi aku tetap belum paham. Presentasi dalam bentuk apa ? Apakah pernah ada presentasi kegagalan di dunia ini ? Hatiku terus membatin.

Tapi tak ada satupun tunas serai yang saya tanam hidup, Doktor. Kalaupun ada yang steril dan hidup, dia tak mau berkembang, hijau sebentar dan kemudian mati. I tak tahu macam mana nak presentasikan?Lagi-lagi dengan nada putus asa ku coba berargumen dengan beliau. Dengan sabar, pembimbingku memberi semangat Farah, you know what, siapa cakap you fail ? Kalau treatment (perlakuan) itu tak you presentasikan, mungkin saja orang lain akan guna solution pensteril itu, karena mereka tak pernah tahu kalau solution itu tak sesuai untuk pensterilan tunas serai. Mereka akan buang waktu dan tenaga. Presentasi you akan menolong researcher-researcher lain untuk tidak lagi mencuba that solutions. You dah selamatkan mereka dari hal tak berguna. Paham you sekarang? Get up dear! Please prepare yourself, siapkan photo-photo yang ada, nanti I tolong you to choose!?Subhaanallaah, ternyata presentasi kegagalan itu benar-benar ada dan sekarang aku mengalaminya. Tiba-tiba aku jadi begitu percaya diri. Sang Doktor berhasil memotivasiku dengan cara yang tak terduga.

Satu pelajaran berharga yang bisa kuambil dari kejadian ini. Gagal atau berhasilnya sebuah usaha bergantung bagaimana cara kita memandang usaha tersebut. Gagal dan berhasil bagaikan dua sisi mata uang, tinggal kepiawaian kita mengolahnya agar kedua sisi tersebut tetap bisa memancarkan sinar yang sama. Tiada pernah ada keberhasilan tanpa ada kegagalan. Keberhasilan akan lebih bisa dinikmati jika kita pernah gagal sebelumnya. Wallaahu alam. Mudah-mudahan tulisan ini bisa memotivasi diri saya sendiri dan sahabat-sahabat semua agar tidak terperangkap dalam paradigma berpikir yang sempit hingga sisi kreatifitas dan produktifitas kita tetap bisa diaktifkan dan didayagunakan.

Tidak ada komentar: