Cara berbahagia adalah upaya meraih kebahagiaan. Bahagia berarti mencapai kesejahteraan psikis pada setiap kondisi dan situasi. Hidup tidak hanya hitam dan putih, namun dipenuhi beragam warna. Berbagai situasi dan kondisi hidup, entah itu senang, susah, biasa-biasa, rutin, monoton, semua harus bisa dan berani dihadapi.
Kamis, 09 Oktober 2008
Aset Yang Terabaikan
Pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.
Li Pai adalah seorang bocah yang suka bermalas-malasan dalam belajar.
Ia lebih senang bermain-main daripada menghabiskan waktunya untuk
membaca atau menulis. Suatu hari, saat gurunya tidak masuk, Li Pai
keluar dari kelas dan pergi bermain-main di tepi sungai. Ketika
hendak menangkap ikan, ia melihat seorang nenek sedang memusatkan
perhatiannya pada sebatang besi yang diasahnya di atas sebuah batu.
Selama setengah hari, Li Pai memperhatikan nenek tersebut bekerja
namun si nenek tetap saja mengasah batang besi tersebut. Li Pai
menjadi sangat bingung. Penuh rasa penasaran, Li Pai pun
bertanya, "Nenek sedang apa?"
Nenek yang sudah tua itu pun menjawab, "Saya sedang mengasah sebuah
jarum untuk menyulam." "Mengasah jarum? Batang besi sedemikian
besarnya, mau diasah sampai kapan?" kata Li Pai penuh rasa
heran. "Benar, nak!" ujar nenek sambil mengangkat kepala dan
memandang Li Pai, "walaupun batang besi ini besar, namun jika terus
diasah akan menjadi semakin kecil. Asalkan saya tidak berhenti
mengasah, batang besi ini pasti akan menjadi jarum." Mendengar itu,
terbukalah mata hati Li Pai. Ia menjadi sadar betapa seringnya ia
membuang-buang waktu untuk hal-hal yang tidak berguna. Saat itu juga
ia mengambil komitmen untuk lebih tekun dalam belajar. Puluhan tahun
kemudian ia pun dikenal sebagai seorang penyair besar.
Cerita tentang Li Pai ini seakan hendak "menyindir" begitu banyak
umat manusia di muka bumi ini. Bagaimana tidak, terlalu sering kita
menghabis-habiskan waktu dan energi kita untuk hal-hal yang tidak
produktif. Mulai dari sekadar tidur berlama-lama, melamun hingga
berjalan-jalan tanpa tujuan yang pasti. Sebagian orang barangkali
menyadari kesia-siaan tersebut namun tampaknya sebagian besar sama
sekali tidak menyadarinya.
Salah satu aset berharga demi meraih kesuksesan hidup adalah waktu
yang diberikan Tuhan kepada manusia. Selama kita masih hidup, kita
selalu punya peluang untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik.
Saya rasa, Tuhan sangat adil karena semua manusia diberikan waktu 24
jam sehari. Bukankah tidak ada manusia yang diberikan waktu 23,5 jam
sehari atau 25 jam sehari? Semua diberikan waktu yang sama namun
bagaimana kita memanfaatkannya sepenuhnya tergantung kita.
Dalam berbagai seminar dan training saya selalu menegaskan bahwa
salah satu hal mencolok yang membedakan orang sukses dan orang gagal
adalah bagaimana mereka mengisi waktu mereka. Ketika orang-orang
gagal sedang duduk sambil ongkang-ongkang kaki, orang-orang sukses
telah memulai menabur dan bekerja keras. Itulah sebabnya ketika orang-
orang sukses menuai, orang-orang gagal hanya bisa gigit jari, bahkan
terkadang merasa iri.
Ketika memberikan training di sebuah toko buku besar di
bertanya kepada para staf berapa banyak waktu yang mereka luangkan
setiap hari untuk membaca. Anehnya, sebagian besar menjawab sama
sekali tidak pernah. Alasannya sangat sederhana: tidak punya waktu.
Kemudian saya balik bertanya, setiap hari berapa jam yang mereka
habiskan di atas kendaraan umum untuk pulang pergi kerja. Umumnya
menjawab satu hingga dua jam. "Nah, mengapa satu sampai dua jam itu
tidak diluangkan untuk membaca?" tanya saya. Jika kita tahu mana yang
penting dan merupakan prioritas maka kita lebih terdorong untuk
melakukannya secara serius. Jika tidak, kita cenderung diombang-
ambingkan oleh kehidupan dan membiarkan waktu berlalu begitu saja.
Seorang sahabat pernah memberikan saya sebuah puisi berjudul
Pentingnya Waktu. Berikut kutipannya: "Untuk mengetahui nilai satu
tahun, tanyakanlah kepada siswa yang gagal ujian akhir. Untuk
mengetahui nilai satu bulan, tanyakanlah kepada ibu yang melahirkan
bayi prematur. Untuk mengetahui nilai satu minggu, tanyakanlah kepada
seorang editor
tanyakanlah kepada sepasang kekasih yang menanti untuk bertemu. Untuk
mengetahui nilai satu menit, tanyakanlah kepada seorang yang baru
saja ketinggalan bis, kereta atau pesawat. Untuk mengetahui nilai
satu detik, tanyakanlah kepada seorang yang selamat dari kecelakaan.
Untuk mengetahui nilai satu milidetik, tanyakanlah kepada seorang
yang meraih medali perak di Olimpiade."
Ya, waktu memang sangat penting. Tidaklah berlebihan jika ada orang
yang selalu berdoa dan mengucap syukur atas waktu yang dikaruniakan
Tuhan. "Terima kasih kasih Tuhan atas hari ini karena hamba-Mu masih
Engkau perkenankan melakukan hal-hal berguna demi memuliakan nama-Mu
di muka bumi ini," begitu doa seorang pemuda setiap bangun pagi.
Menjelang tidur, ia pun berdoa, "Tuhan terima kasih atas hari ini.
Terima kasih atas kesempatan yang telah Engkau karuniakan kepada
hamba-Mu ini. Semoga apa yang aku lakukan hari ini sungguh berguna,
tidak hanya bagi diriku tapi juga bagi sesamaku dan yang terpenting
bagi kemuliaan nama-Mu. Barangkali aku memang belum bisa memanfaatkan
waktuku secara maksimal. Semoga aku masih diberikan kesempatan untuk
memperbaiki diri esok hari. Amin."
Ijinkanlah saya menutup jumpa kita kali ini dengan nasihat dari
seorang sahabat, "Seinci waktu adalah seinci emas tetapi kita tidak
dapat membeli seinci waktu dengan seinci emas. Jadi, pergunakanlah
waktumu sebaik-baiknya karena waktu yang telah lewat tidak akan
pernah kembali lagi." ***
Kamis, 18 September 2008
7 Kemampuan Modal Kesuksesan
7 Kemampuan Modal Kesuksesan
Bagi sebagian orang, sukses adalah sesuatu yang sepertinya memang
sudah digariskan oleh Tuhan. Ini menimbulkan pandangan yang sifatnya
deterministik atau menyerah kepada nasib. Akibatnya, jika orang sudah
lebih dulu merasa dirinya tidak bernasib baik, maka sukses adalah
sesuatu yang sulit digapai. Dari keyakinan yang sembrono inilah lahir
banyak kegagalan.
Namun bagi sebagian lagi, sukses adalah sesuatu yang bisa
diperjuangkan. Tidak dimungkiri, memang ada sebagian orang yang lebih
beruntung dalam hidup ini. Artinya, orang tersebut memerlukan usaha
yang relatif lebih sedikit dibanding orang kebanyakan dalam
memperoleh kesuksesannya. Namun bagi para pejuang yang ingin
berhasil, kesuksesan selalu berarti usaha melebihi dari rata-rata
kebanyakan orang.Yang dibutuhkan oleh orang-orang bermental pejuang
seperti ini adalah kemauan untuk mengasah ketrampilan-ketrampilan
pribadi yang mendasar sifatnya.
Berikut adalah ringkasan dari sejumlah kemampuan (ketrampilan)
pribadi yang diyakini paling berpengaruh dalam mengubah nasib
seseorang, dari individu yang biasa menjadi individu yang berhasil.
1. Kemampuan Berpikir Positif
Orang yang mampu berpikir secara positif memandang kesulitan sebagai
tantangan, menganggap kritik sebagai sumbangan pemikiran, dan melihat
banyak peluang dan kemungkinan dalam ketidaksempurnaan. Sementara
orang negatif menganggap kesulitan sebagai bentuk dari kegagalan atau
kebodohannya sendiri. Berpikir positif berarti menjauhkan diri dari
segala bentuk prasangka buruk, baik terhadap seseorang maupun obyek
tertentu. Seseorang yang suka berprasangka buruk mudah sekali
kehilangan peluang, kurang berhasil dalam relasi sosial, dan mudah
mendatangkan masalah dalam kehidupan organisasi.
2. Kemampuan Menetapkan Tujuan
Kemampuan menetapkan tujuan sangat mendasar dalam mendesain sukses
seseorang. Tujuan merupakan pedoman yang mengarahkan seseorang untuk
mengambil tindakan-tindakan yang tepat dan terukur. Tujuan mengontrol
atau mengawasi perilaku seseorang. Dan tujuan memberi kekuatan untuk
maju dan mengalahkan berbagai rintangan.
Jika seseorang gagal menetapkan tujuan, maka ia bergerak tanpa arah.
Dalam kehidupannya, orang ini tidak tahu mau kemana dan sudah sampai
tahap mana. Pada tahap yang sangat kronos, orang tanpa tujuan sama
artinya dengan orang yang kehilangan kepribadian.
3. Kemampuan Bekerjasama
Dalam banyak kisah kesuksesan, hampir menjadi kebenaran umum bahwa
sukses seseorang selalu diraih berkat bantuan atau kerjasama dengan
orang lain. Jarang sekali sebuah kesuksesan diraih murni dari usaha
sendiri. Bahkan seorang seniman yang paling eksentrik sekalipun
membutuhkan kerjasama dengan orang lain supaya karya-karyanya
dihargai dengan layak.
Sukses selalu membutuhkan kemampuan bekerjasama. Ini berarti ada
proses saling memberi, saling mendukung, saling melengkapi, dan
bergerak bersama-sama menuju suatu tujuan.
4. Kemampuan Mengendalikan Tekanan
Tangga kesuksesan biasanya harus ditapaki dengan berbagai beban dan
gangguan di sekelilingnya. Jarang sekali kesuksesan bisa diperoleh
100% dengan gratis. Dalam bidang yang sangat kompetitif, tahapan-
tahapan kesuksesan sering mendatangkan beban atau tekanan psikologis
yang luar biasa. Maka, para pejuang kesuksesan harus memiliki
mekanisme dalam mengelola tekanan tersebut.
Popularitas seorang selebritis misalnya, selain mendatangkan uang
banyak juga mendatangkan gangguan-gangguan psikologis. Kematian Elvis
Presley, Marlyn Monroe, John Lenon atau Bruce Lee justru pada saat
mereka di puncak kejayaannya memang penuh dengan misteri. Namun dari
sekian banyak analisis, selalu ditemukan unsur tekanan dan ketakutan
berlebihan pada diri mereka atas sukses yang mereka alami.
5. Kemampuan Berpikir dan Bertindak Kreatif
Tak dipungkiri, kreatifitas menjadi biang dinamika peradaban. Pribadi-
pribadi kreatif mampu memformulasikan sesuatu yang baru, memodifikasi
sesuatu yang lama menjadi baru, dan bisa mencipta dari sesuatu yang
belum ada menjadi ada. Di era yang serba instan dan kompetitif ini,
pola-pola lama sering tidak memadai lagi sebagai andalan bersaing. Di
sinilah dibutuhkan cara-cara berpikir yang segar serta diikuti dengan
tindakan yang tepat. Kisah sukses sering diawali dengan cara berpikir
yang sederhana namun kreatif.
6. Kemampuan Bertindak Tepat
Seuatu yang bernilai jadi tidak bernilai jika tidak ada pada waktu
dan tempat yang tepat. Begitu juga sebuah tindakan. Dalam kehidupan,
berhasil tidaknya kita sangat ditentukan oleh ketepatan tindakan yang
kita ambil, baik dari sisi jenis maupun waktu bertindaknya. Orang-
orang sukses biasanya memiliki kemampuan mengambil tindakan yang
tepat serta pada waktu yang dibutuhkan, terutama sekali karena mereka
telah berulang kali menghadapi situasi serupa. Kemampuan instingtif
atau feeling mereka terlatih oleh tantangan demi tantangan yang
berhasil mereka taklukan. Ini sekaligus menunjukkan hukum kesuksesan
yang sejatinya memang tidak bisa diperoleh secara instan.
7. Kemampuan Mencintai
Nah, yang lebih menarik lagi adalah bahwa orang-orang sukses selalu
memiliki kemampuan untuk mencintai apa saja yang diyakini dan yang
dilakukannya. Kecintaan tersebut membuat mereka mencurahkan
perhatian, tenaga, dan usaha dengan sepenuh hati. Kemampuan itu pula
yang membuat mereka tahan banting dan bersemangat mengalahkan setiap
tantangan. Ini sekaligus menjawab mengapa orang-orang sukses memiliki
dedikasi yang mengagumkan pada bidang-bidang yang ditekuninya. Tanpa
kemampuan mencintai, orang sukses tak akan mampu bertahan lama dalam
tangga kesuksesannya.
8. Kemampuan Memimpin
Sulit dipungkiri, orang-orang sukses adalah mereka yang memiliki
kemampuan mengorganisasikan dan mendayagunakan tenaga atau pikiran
orang lain menuju suatu tujuan tertentu. Sesederhana apa pun pribadi
seseorang yang sukses, ia berpeluang menjadi seorang pemimpin. Orang
sukses seperti memiliki kharisma, sering menjadi sumber inspirasi,
mampu memotivasi (langsung atau tidak langsung), dan sering emnjadi
teladan bagi orang lain. Yang menarik, banyak orang sukses yang lahir
bukan sebagai pemimpin, tapi ia sukses karena dirinya mampu memimpin
orang lain.(ez)
3 Hari Saja
3 Hari Saja
Yang pertama: Hari kemarin.
Anda tak bisa mengubah apa pun yang telah terjadi.
Anda tak bisa menarik perkataan yang telah terucapkan.
Anda tak mungkin lagi menghapus kesalahan dan mengulangi kegembiraan yang anda rasakan kemarin.
Biarkan hari kemarin lewat; lepaskan saja...
Yang kedua: hari esok.
Hingga mentari esok hari terbit,
Anda tak tahu apa yang akan terjadi.
Anda tak bisa melakukan apa-apa esok hari.
Anda tak mungkin sedih atau ceria di esok hari.
Esok hari belum tiba; biarkan saja...
Yang tersisa kini hanyalah hari ini.
Pintu masa lalu telah tertutup,
Pintu masa depan pun belum tiba.
Pusatkan saja diri anda untuk hari ini.
Anda dapat mengerjakan lebih banyak hal hari ini bila anda mampu memaafkan hari kemarin dan melepaskan ketakutan akan esok hari.
Hiduplah hari ini. Karena, masa lalu dan masa depan hanyalah permainan pikiran yang rumit.
Hiduplah apa adanya. Karena yang ada hanyalah hari ini, hari ini yang abadi.
Perlakukan setiap orang dengan kebaikan hati dan rasa hormat, meski mereka berlaku buruk pada anda.
Cintailah seseorang sepenuh hati hari ini, karena mungkin besok cerita sudah berganti.
Ingatlah bahwa anda menunjukkan penghargaan pada orang lain bukan karena siapa mereka, tetapi karena siapakah diri anda sendiri
Jadi, jangan biarkan masa lalu mengekangmu atau masa depan membuatmu
bingung, lakukan yang terbaik HARI INI dan lakukan sekarang juga
Damai dan Sabar
Apakah damai?
Damai memiliki banyak arti: arti kedamaian berubah sesuai dengan hubungannya dengan kalimat. Perdamaian dapat menunjuk ke persetujuan mengakhiri sebuah perang, atau ketiadaan perang, atau ke sebuah periode di mana sebuah angkatan bersenjata tidak memerangi musuh. Damai dapat juga berarti sebuah keadaan tenang, seperti yang umum di tempat-tempat yang terpencil, mengijinkan untuk tidur atau meditasi. Damai dapat juga menggambarkan keadaan emosi dalam diri dan akhirnya damai juga dapat berarti kombinasi dari definisi-definisi di atas.
Konsepsi damai setiap orang berbeda sesuai dengan budaya dan lingkungan. Orang dengan budaya berbeda kadang-kadang tidak setuju dengan arti dari kata tersebut, dan juga orang dalam suatu budaya tertentu.
Ketiadaan perang
Sebuah definisi yang sederhana dan sempit dari damai adalah ketiadaan perang. (bahasa Roma kuno untuk damai adalah Pax yang didefinisikan sebagai Absentia Belli, ketiadaan perang). Dengan definisi seperti ini, kita dapat menganggap Congo, Sudan, dan mungkin Korea Utara dalam keadaan damai karena mereka tidak sedang berperang dengan musuh dari luar.
Dan lagi, dengan definisi ini, kita sekarang tinggal di jaman dunia damai, tanpa perang aktif antara negara-negara. Perawatan perdamaian yang lama antar negara merupakan kesuksesan besar dari PBB. Damai dapat terjadi secara sukarela, dimana peserta perang memilih untuk tidak masuk dalam keributan, atau dapat dipaksa, dengan menekan siapa yang menyebabkan gangguan.
Kenetralan yang kuat telah membuat Swiss terkenal sebagai sebuah negara yang mempertahankan perdamaian sejak lama. Swedia sekarang ini memiliki sejarah perdamaian yang berkelanjutan terlama. Sejak invasi 1814 Norwegia, Kerajaan Swedia tidak melakukan kekerasan gaya-militer.
Ketidakadaan kekerasan atau Setan; Keberadaan keadilan
Membatasi konsep perdamaian hanya kepada ketiadaan perang internasional hanya menutupi genocide, terorisme, dan kekerasan lainnya yang terjadi dalam negara. Hanya sedikit yang menggambarkan genocide yang terjadi di Kongo pada 1890-an sebagai sebuah contoh damai. Beberapa, oleh karena itu, mendefinisikan 'damai' sebagai ketiadaan kekerasan: tidak hanya ketiadaan perang, tapi juga ketiadaan setan (evil).
Dan banyak juga yang percaya bahwa perdamaian tidak hanya ketiadaan dari kejadian sosial yang tragis. Dari sudut pandan ini, perdamaian tidak hanya ketiadaan kekerasan tapi juga kehadiran keadilan, seperti yang digambarkan oleh Martin Luther King, Jr.. Dalam konsepsi ini, sebuah masyarakat di mana suatu grup ditekan oleh grup lainnya juga merupakan ketiadaan kedamaian, karena penekanan ini juga merupakan bagian dari setan.
[sunting]Perdamaian jamak
Beberapa pemikir perdamaian memilih membuat ide damai tunggal; dan mendorong ide banyak arti dari damai. Mereka berpiki tidak ada definisi tunggal yang benar tentang damai; damai, harus dilihat sebagai sesuat yang jamak.
Contohnya, di Wilayah Danau Besar Afrika, kata damai adalah kindoki, yang menunjuk kepada keseimbangan yang harmonis antara manusia, dan dunia alam lainnya, dan juga kosmos. Pandangan ini lebih luas dari damai yang berarti "ketiadaan perang" atau bahkan "kehadiran keadilan".
Banyak pemikir yang sama juga mengkritik ide damai sebagai harapan dan yang akan terjadi pada suatu hari. Mereka mengenal damai tidak harus sesuatu yang manusia harus capai "suatu hari". Mereka menganggap bahwa damai hadir, bila kita menciptakan dan mengembangkannya dalam cara yang kecil dalam kehidupan sehari-hari, dan damai akan berubah secara terus menerus.
Damai dan tenang
Damai dan tenang — Danau Mapourika, New Zealand.
Dalam beberapa hubungan, damai dapat menunjuk secara umum ke keadaan tenang - ketiadaan gangguan atau godaan.
Bagi orang yang sering bepergian ke daerah terpencil seringkali memperhatikan perbedaan antara tingkat kebisingan antara
Damai dalam diri
Satu arti dari damai menunjuk ke damai dalam diri; sebuah keadaan pikiran, badan, dan jiwa, yang dikatakan terjadi di dalam diri kita. Orang yang melakukan eksperimen dengan damai dalam diri mengatakan bahwa rasa ini tidak tergantung oleh waktu, orang, atau tempat, menekankan bahwa setiap individu dapat mengalami ketenangan dalam diri di dalam suatu peperangan.