Kamis, 09 Oktober 2008

http://b3.lilypie.com/xFYbm7.png

Aset Yang Terabaikan


Pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.

Li Pai adalah seorang bocah yang suka bermalas-malasan dalam belajar.

Ia lebih senang bermain-main daripada menghabiskan waktunya untuk

membaca atau menulis. Suatu hari, saat gurunya tidak masuk, Li Pai

keluar dari kelas dan pergi bermain-main di tepi sungai. Ketika

hendak menangkap ikan, ia melihat seorang nenek sedang memusatkan

perhatiannya pada sebatang besi yang diasahnya di atas sebuah batu.

Selama setengah hari, Li Pai memperhatikan nenek tersebut bekerja

namun si nenek tetap saja mengasah batang besi tersebut. Li Pai

menjadi sangat bingung. Penuh rasa penasaran, Li Pai pun

bertanya, "Nenek sedang apa?"

Nenek yang sudah tua itu pun menjawab, "Saya sedang mengasah sebuah

jarum untuk menyulam." "Mengasah jarum? Batang besi sedemikian

besarnya, mau diasah sampai kapan?" kata Li Pai penuh rasa

heran. "Benar, nak!" ujar nenek sambil mengangkat kepala dan

memandang Li Pai, "walaupun batang besi ini besar, namun jika terus

diasah akan menjadi semakin kecil. Asalkan saya tidak berhenti

mengasah, batang besi ini pasti akan menjadi jarum." Mendengar itu,

terbukalah mata hati Li Pai. Ia menjadi sadar betapa seringnya ia

membuang-buang waktu untuk hal-hal yang tidak berguna. Saat itu juga

ia mengambil komitmen untuk lebih tekun dalam belajar. Puluhan tahun

kemudian ia pun dikenal sebagai seorang penyair besar.

Cerita tentang Li Pai ini seakan hendak "menyindir" begitu banyak

umat manusia di muka bumi ini. Bagaimana tidak, terlalu sering kita

menghabis-habiskan waktu dan energi kita untuk hal-hal yang tidak

produktif. Mulai dari sekadar tidur berlama-lama, melamun hingga

berjalan-jalan tanpa tujuan yang pasti. Sebagian orang barangkali

menyadari kesia-siaan tersebut namun tampaknya sebagian besar sama

sekali tidak menyadarinya.

Salah satu aset berharga demi meraih kesuksesan hidup adalah waktu

yang diberikan Tuhan kepada manusia. Selama kita masih hidup, kita

selalu punya peluang untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik.

Saya rasa, Tuhan sangat adil karena semua manusia diberikan waktu 24

jam sehari. Bukankah tidak ada manusia yang diberikan waktu 23,5 jam

sehari atau 25 jam sehari? Semua diberikan waktu yang sama namun

bagaimana kita memanfaatkannya sepenuhnya tergantung kita.

Dalam berbagai seminar dan training saya selalu menegaskan bahwa

salah satu hal mencolok yang membedakan orang sukses dan orang gagal

adalah bagaimana mereka mengisi waktu mereka. Ketika orang-orang

gagal sedang duduk sambil ongkang-ongkang kaki, orang-orang sukses

telah memulai menabur dan bekerja keras. Itulah sebabnya ketika orang-

orang sukses menuai, orang-orang gagal hanya bisa gigit jari, bahkan

terkadang merasa iri.

Ketika memberikan training di sebuah toko buku besar di Jakarta, saya

bertanya kepada para staf berapa banyak waktu yang mereka luangkan

setiap hari untuk membaca. Anehnya, sebagian besar menjawab sama

sekali tidak pernah. Alasannya sangat sederhana: tidak punya waktu.

Kemudian saya balik bertanya, setiap hari berapa jam yang mereka

habiskan di atas kendaraan umum untuk pulang pergi kerja. Umumnya

menjawab satu hingga dua jam. "Nah, mengapa satu sampai dua jam itu

tidak diluangkan untuk membaca?" tanya saya. Jika kita tahu mana yang

penting dan merupakan prioritas maka kita lebih terdorong untuk

melakukannya secara serius. Jika tidak, kita cenderung diombang-

ambingkan oleh kehidupan dan membiarkan waktu berlalu begitu saja.

Seorang sahabat pernah memberikan saya sebuah puisi berjudul

Pentingnya Waktu. Berikut kutipannya: "Untuk mengetahui nilai satu

tahun, tanyakanlah kepada siswa yang gagal ujian akhir. Untuk

mengetahui nilai satu bulan, tanyakanlah kepada ibu yang melahirkan

bayi prematur. Untuk mengetahui nilai satu minggu, tanyakanlah kepada

seorang editor surat kabar mingguan. Untuk mengetahui nilai satu jam,

tanyakanlah kepada sepasang kekasih yang menanti untuk bertemu. Untuk

mengetahui nilai satu menit, tanyakanlah kepada seorang yang baru

saja ketinggalan bis, kereta atau pesawat. Untuk mengetahui nilai

satu detik, tanyakanlah kepada seorang yang selamat dari kecelakaan.

Untuk mengetahui nilai satu milidetik, tanyakanlah kepada seorang

yang meraih medali perak di Olimpiade."

Ya, waktu memang sangat penting. Tidaklah berlebihan jika ada orang

yang selalu berdoa dan mengucap syukur atas waktu yang dikaruniakan

Tuhan. "Terima kasih kasih Tuhan atas hari ini karena hamba-Mu masih

Engkau perkenankan melakukan hal-hal berguna demi memuliakan nama-Mu

di muka bumi ini," begitu doa seorang pemuda setiap bangun pagi.

Menjelang tidur, ia pun berdoa, "Tuhan terima kasih atas hari ini.

Terima kasih atas kesempatan yang telah Engkau karuniakan kepada

hamba-Mu ini. Semoga apa yang aku lakukan hari ini sungguh berguna,

tidak hanya bagi diriku tapi juga bagi sesamaku dan yang terpenting

bagi kemuliaan nama-Mu. Barangkali aku memang belum bisa memanfaatkan

waktuku secara maksimal. Semoga aku masih diberikan kesempatan untuk

memperbaiki diri esok hari. Amin."

Ijinkanlah saya menutup jumpa kita kali ini dengan nasihat dari

seorang sahabat, "Seinci waktu adalah seinci emas tetapi kita tidak

dapat membeli seinci waktu dengan seinci emas. Jadi, pergunakanlah

waktumu sebaik-baiknya karena waktu yang telah lewat tidak akan

pernah kembali lagi." ***


Kamis, 18 September 2008

7 Kemampuan Modal Kesuksesan


7 Kemampuan Modal Kesuksesan

Bagi sebagian orang, sukses adalah sesuatu yang sepertinya memang

sudah digariskan oleh Tuhan. Ini menimbulkan pandangan yang sifatnya

deterministik atau menyerah kepada nasib. Akibatnya, jika orang sudah

lebih dulu merasa dirinya tidak bernasib baik, maka sukses adalah

sesuatu yang sulit digapai. Dari keyakinan yang sembrono inilah lahir

banyak kegagalan.

Namun bagi sebagian lagi, sukses adalah sesuatu yang bisa

diperjuangkan. Tidak dimungkiri, memang ada sebagian orang yang lebih

beruntung dalam hidup ini. Artinya, orang tersebut memerlukan usaha

yang relatif lebih sedikit dibanding orang kebanyakan dalam

memperoleh kesuksesannya. Namun bagi para pejuang yang ingin

berhasil, kesuksesan selalu berarti usaha melebihi dari rata-rata

kebanyakan orang.Yang dibutuhkan oleh orang-orang bermental pejuang

seperti ini adalah kemauan untuk mengasah ketrampilan-ketrampilan

pribadi yang mendasar sifatnya.

Berikut adalah ringkasan dari sejumlah kemampuan (ketrampilan)

pribadi yang diyakini paling berpengaruh dalam mengubah nasib

seseorang, dari individu yang biasa menjadi individu yang berhasil.

1. Kemampuan Berpikir Positif

Orang yang mampu berpikir secara positif memandang kesulitan sebagai

tantangan, menganggap kritik sebagai sumbangan pemikiran, dan melihat

banyak peluang dan kemungkinan dalam ketidaksempurnaan. Sementara

orang negatif menganggap kesulitan sebagai bentuk dari kegagalan atau

kebodohannya sendiri. Berpikir positif berarti menjauhkan diri dari

segala bentuk prasangka buruk, baik terhadap seseorang maupun obyek

tertentu. Seseorang yang suka berprasangka buruk mudah sekali

kehilangan peluang, kurang berhasil dalam relasi sosial, dan mudah

mendatangkan masalah dalam kehidupan organisasi.

2. Kemampuan Menetapkan Tujuan

Kemampuan menetapkan tujuan sangat mendasar dalam mendesain sukses

seseorang. Tujuan merupakan pedoman yang mengarahkan seseorang untuk

mengambil tindakan-tindakan yang tepat dan terukur. Tujuan mengontrol

atau mengawasi perilaku seseorang. Dan tujuan memberi kekuatan untuk

maju dan mengalahkan berbagai rintangan.

Jika seseorang gagal menetapkan tujuan, maka ia bergerak tanpa arah.

Dalam kehidupannya, orang ini tidak tahu mau kemana dan sudah sampai

tahap mana. Pada tahap yang sangat kronos, orang tanpa tujuan sama

artinya dengan orang yang kehilangan kepribadian.

3. Kemampuan Bekerjasama

Dalam banyak kisah kesuksesan, hampir menjadi kebenaran umum bahwa

sukses seseorang selalu diraih berkat bantuan atau kerjasama dengan

orang lain. Jarang sekali sebuah kesuksesan diraih murni dari usaha

sendiri. Bahkan seorang seniman yang paling eksentrik sekalipun

membutuhkan kerjasama dengan orang lain supaya karya-karyanya

dihargai dengan layak.

Sukses selalu membutuhkan kemampuan bekerjasama. Ini berarti ada

proses saling memberi, saling mendukung, saling melengkapi, dan

bergerak bersama-sama menuju suatu tujuan.

4. Kemampuan Mengendalikan Tekanan

Tangga kesuksesan biasanya harus ditapaki dengan berbagai beban dan

gangguan di sekelilingnya. Jarang sekali kesuksesan bisa diperoleh

100% dengan gratis. Dalam bidang yang sangat kompetitif, tahapan-

tahapan kesuksesan sering mendatangkan beban atau tekanan psikologis

yang luar biasa. Maka, para pejuang kesuksesan harus memiliki

mekanisme dalam mengelola tekanan tersebut.

Popularitas seorang selebritis misalnya, selain mendatangkan uang

banyak juga mendatangkan gangguan-gangguan psikologis. Kematian Elvis

Presley, Marlyn Monroe, John Lenon atau Bruce Lee justru pada saat

mereka di puncak kejayaannya memang penuh dengan misteri. Namun dari

sekian banyak analisis, selalu ditemukan unsur tekanan dan ketakutan

berlebihan pada diri mereka atas sukses yang mereka alami.

5. Kemampuan Berpikir dan Bertindak Kreatif

Tak dipungkiri, kreatifitas menjadi biang dinamika peradaban. Pribadi-

pribadi kreatif mampu memformulasikan sesuatu yang baru, memodifikasi

sesuatu yang lama menjadi baru, dan bisa mencipta dari sesuatu yang

belum ada menjadi ada. Di era yang serba instan dan kompetitif ini,

pola-pola lama sering tidak memadai lagi sebagai andalan bersaing. Di

sinilah dibutuhkan cara-cara berpikir yang segar serta diikuti dengan

tindakan yang tepat. Kisah sukses sering diawali dengan cara berpikir

yang sederhana namun kreatif.

6. Kemampuan Bertindak Tepat

Seuatu yang bernilai jadi tidak bernilai jika tidak ada pada waktu

dan tempat yang tepat. Begitu juga sebuah tindakan. Dalam kehidupan,

berhasil tidaknya kita sangat ditentukan oleh ketepatan tindakan yang

kita ambil, baik dari sisi jenis maupun waktu bertindaknya. Orang-

orang sukses biasanya memiliki kemampuan mengambil tindakan yang

tepat serta pada waktu yang dibutuhkan, terutama sekali karena mereka

telah berulang kali menghadapi situasi serupa. Kemampuan instingtif

atau feeling mereka terlatih oleh tantangan demi tantangan yang

berhasil mereka taklukan. Ini sekaligus menunjukkan hukum kesuksesan

yang sejatinya memang tidak bisa diperoleh secara instan.

7. Kemampuan Mencintai

Nah, yang lebih menarik lagi adalah bahwa orang-orang sukses selalu

memiliki kemampuan untuk mencintai apa saja yang diyakini dan yang

dilakukannya. Kecintaan tersebut membuat mereka mencurahkan

perhatian, tenaga, dan usaha dengan sepenuh hati. Kemampuan itu pula

yang membuat mereka tahan banting dan bersemangat mengalahkan setiap

tantangan. Ini sekaligus menjawab mengapa orang-orang sukses memiliki

dedikasi yang mengagumkan pada bidang-bidang yang ditekuninya. Tanpa

kemampuan mencintai, orang sukses tak akan mampu bertahan lama dalam

tangga kesuksesannya.

8. Kemampuan Memimpin

Sulit dipungkiri, orang-orang sukses adalah mereka yang memiliki

kemampuan mengorganisasikan dan mendayagunakan tenaga atau pikiran

orang lain menuju suatu tujuan tertentu. Sesederhana apa pun pribadi

seseorang yang sukses, ia berpeluang menjadi seorang pemimpin. Orang

sukses seperti memiliki kharisma, sering menjadi sumber inspirasi,

mampu memotivasi (langsung atau tidak langsung), dan sering emnjadi

teladan bagi orang lain. Yang menarik, banyak orang sukses yang lahir

bukan sebagai pemimpin, tapi ia sukses karena dirinya mampu memimpin

orang lain.(ez)

3 Hari Saja


3 Hari Saja

Yang pertama: Hari kemarin.

Anda tak bisa mengubah apa pun yang telah terjadi.

Anda tak bisa menarik perkataan yang telah terucapkan.

Anda tak mungkin lagi menghapus kesalahan dan mengulangi kegembiraan yang anda rasakan kemarin.

Biarkan hari kemarin lewat; lepaskan saja...

Yang kedua: hari esok.

Hingga mentari esok hari terbit,

Anda tak tahu apa yang akan terjadi.

Anda tak bisa melakukan apa-apa esok hari.

Anda tak mungkin sedih atau ceria di esok hari.

Esok hari belum tiba; biarkan saja...

Yang tersisa kini hanyalah hari ini.

Pintu masa lalu telah tertutup,

Pintu masa depan pun belum tiba.

Pusatkan saja diri anda untuk hari ini.

Anda dapat mengerjakan lebih banyak hal hari ini bila anda mampu memaafkan hari kemarin dan melepaskan ketakutan akan esok hari.

Hiduplah hari ini. Karena, masa lalu dan masa depan hanyalah permainan pikiran yang rumit.

Hiduplah apa adanya. Karena yang ada hanyalah hari ini, hari ini yang abadi.

Perlakukan setiap orang dengan kebaikan hati dan rasa hormat, meski mereka berlaku buruk pada anda.

Cintailah seseorang sepenuh hati hari ini, karena mungkin besok cerita sudah berganti.

Ingatlah bahwa anda menunjukkan penghargaan pada orang lain bukan karena siapa mereka, tetapi karena siapakah diri anda sendiri

Jadi, jangan biarkan masa lalu mengekangmu atau masa depan membuatmu

bingung, lakukan yang terbaik HARI INI dan lakukan sekarang juga

Damai dan Sabar

Apakah damai?

Damai memiliki banyak arti: arti kedamaian berubah sesuai dengan hubungannya dengan kalimat. Perdamaian dapat menunjuk ke persetujuan mengakhiri sebuah perang, atau ketiadaan perang, atau ke sebuah periode di mana sebuah angkatan bersenjata tidak memerangi musuh. Damai dapat juga berarti sebuah keadaan tenang, seperti yang umum di tempat-tempat yang terpencil, mengijinkan untuk tidur atau meditasi. Damai dapat juga menggambarkan keadaan emosi dalam diri dan akhirnya damai juga dapat berarti kombinasi dari definisi-definisi di atas.

Konsepsi damai setiap orang berbeda sesuai dengan budaya dan lingkungan. Orang dengan budaya berbeda kadang-kadang tidak setuju dengan arti dari kata tersebut, dan juga orang dalam suatu budaya tertentu.

Ketiadaan perang

Sebuah definisi yang sederhana dan sempit dari damai adalah ketiadaan perang. (bahasa Roma kuno untuk damai adalah Pax yang didefinisikan sebagai Absentia Belli, ketiadaan perang). Dengan definisi seperti ini, kita dapat menganggap Congo, Sudan, dan mungkin Korea Utara dalam keadaan damai karena mereka tidak sedang berperang dengan musuh dari luar.

Dan lagi, dengan definisi ini, kita sekarang tinggal di jaman dunia damai, tanpa perang aktif antara negara-negara. Perawatan perdamaian yang lama antar negara merupakan kesuksesan besar dari PBB. Damai dapat terjadi secara sukarela, dimana peserta perang memilih untuk tidak masuk dalam keributan, atau dapat dipaksa, dengan menekan siapa yang menyebabkan gangguan.

Kenetralan yang kuat telah membuat Swiss terkenal sebagai sebuah negara yang mempertahankan perdamaian sejak lama. Swedia sekarang ini memiliki sejarah perdamaian yang berkelanjutan terlama. Sejak invasi 1814 Norwegia, Kerajaan Swedia tidak melakukan kekerasan gaya-militer.

Ketidakadaan kekerasan atau Setan; Keberadaan keadilan

Membatasi konsep perdamaian hanya kepada ketiadaan perang internasional hanya menutupi genocide, terorisme, dan kekerasan lainnya yang terjadi dalam negara. Hanya sedikit yang menggambarkan genocide yang terjadi di Kongo pada 1890-an sebagai sebuah contoh damai. Beberapa, oleh karena itu, mendefinisikan 'damai' sebagai ketiadaan kekerasan: tidak hanya ketiadaan perang, tapi juga ketiadaan setan (evil).

Dan banyak juga yang percaya bahwa perdamaian tidak hanya ketiadaan dari kejadian sosial yang tragis. Dari sudut pandan ini, perdamaian tidak hanya ketiadaan kekerasan tapi juga kehadiran keadilan, seperti yang digambarkan oleh Martin Luther King, Jr.. Dalam konsepsi ini, sebuah masyarakat di mana suatu grup ditekan oleh grup lainnya juga merupakan ketiadaan kedamaian, karena penekanan ini juga merupakan bagian dari setan.

[sunting]Perdamaian jamak

Beberapa pemikir perdamaian memilih membuat ide damai tunggal; dan mendorong ide banyak arti dari damai. Mereka berpiki tidak ada definisi tunggal yang benar tentang damai; damai, harus dilihat sebagai sesuat yang jamak.

Contohnya, di Wilayah Danau Besar Afrika, kata damai adalah kindoki, yang menunjuk kepada keseimbangan yang harmonis antara manusia, dan dunia alam lainnya, dan juga kosmos. Pandangan ini lebih luas dari damai yang berarti "ketiadaan perang" atau bahkan "kehadiran keadilan".

Banyak pemikir yang sama juga mengkritik ide damai sebagai harapan dan yang akan terjadi pada suatu hari. Mereka mengenal damai tidak harus sesuatu yang manusia harus capai "suatu hari". Mereka menganggap bahwa damai hadir, bila kita menciptakan dan mengembangkannya dalam cara yang kecil dalam kehidupan sehari-hari, dan damai akan berubah secara terus menerus.

Damai dan tenang

Damai dan tenang — Danau Mapourika, New Zealand.

Damai dan tenang — Danau Mapourika, New Zealand.

Dalam beberapa hubungan, damai dapat menunjuk secara umum ke keadaan tenang - ketiadaan gangguan atau godaan.

Bagi orang yang sering bepergian ke daerah terpencil seringkali memperhatikan perbedaan antara tingkat kebisingan antara kota dan desa; oleh karena itu muncul istilah 'damai dan tenang'.

Damai dalam diri

Satu arti dari damai menunjuk ke damai dalam diri; sebuah keadaan pikiran, badan, dan jiwa, yang dikatakan terjadi di dalam diri kita. Orang yang melakukan eksperimen dengan damai dalam diri mengatakan bahwa rasa ini tidak tergantung oleh waktu, orang, atau tempat, menekankan bahwa setiap individu dapat mengalami ketenangan dalam diri di dalam suatu peperangan.

[sunting]Apakah kekerasan diperlukan?

Ada banyak pandangan yang menganggap apakah kekerasan dan perang dibutuhkan. Pengikut Jainisme, berusaha untuk tidak melakukan penderitaan bahkan kepada hewan dan pacifist seperti Kristen anarkis melihat segala kekerasan sebagai penahanan-diri. Kelompok lainnya memiliki pendirian mereka sendiri yang bermacam-macam.